Merawat CVT Motor Matic dengan Baik dan Benar


Semakin banyaknya pengguna motor matic membuat banyak Produsen Sepeda Motor mengeluarkan motor matic sebagai produk populer mereka. Dengan teknologi yang semakin canggih serta kemudahan dan kenyamanan pengguna motor matic menjadi alasan utama konsumen memilih untuk membeli motor matic.


Kemudahan pengguna juga dilengkapi dengan tidak digunakannya sistem pemindahan secara manual pada transmisi motor, melainkan secara automatic. Jadi pengguna motor tinggal menarik handle gas tanpa repot memindahkan gigi secara manual.


Apa itu CVT?

CVT atau biasa disebut transmisi otomatis adalah sistem transmisi yang digunakan pada motor matic dengan menggunakan sistem pemindahan roda-roda gigi secara otomatis. Di dalam CVT terdapat 3 komponen penyusun utama untuk menggerakkan mesin motor yaitu :

1.        Drive Pulley ( puli primer) yang dihubungkan langsung ke mesin sepeda motor

2.      Driven Pulley ( puli sekunder ) yang dihubungkan langsung ke roda belakang

3.      V-belt ( sabuk berbentuk V) yang menghubungkan puli primer dan puli sekunder

Dua buah puli tersebut memiliki mekanisme penggerak yaitu kopling sentrifugal yang mengatur pergeseran masing-masing puli secara continue dan berdasarkan pada tinggi rendahnya putaran mesin motor.

V-belt yang menghubungkan kedua puli memiliki fungsi membantu sistem penggerak dari putaran mesin ke sistem penggerak roda bagian belakang. Bentuk dari v-belt yaitu sabuk berbentuk huruf V, dan ini fungsinya agar kemampuan grip antara sabukdan puli bisa optimal.

Cara Kerja CVT

Berdasarkan dari fungsi sistem CVT itu sendiri yang mampu menggerakkan sistem transmisi motor dari tenaga putaran mesin dari drive pulley yang dihubungkan ke driven pulley oleh v-belt, cara kerja dari sistem CVT motor matic adalah sebagai berikut :

1.    Putaran Mesin Stasioner

Pada saat putaran mesin stasioner atau rendah gaya centrifugal dari unit kopling belum bisa mengalahkan tegangan pegas, dan sepatu gesek tidak mampu memutar rumah kopling. Hal ini menyebabkan putaran mesin dari transmisi diam padaunit kopling centrifugal. Karena kopling centrifugal belum bekerja dan tenaga putaran mesin diam, mnyebabkan sepeda motor tidak berjalan.

2.  Putaran Mesin Meninggi

Saat putaran mesin dinaikkan mencapai 3000 rpm, sepatu gesek mengalami gaya centrifugal yang cukup besar. Akibatnya, sepatu kopling akan menempel dengan rumah kopling dan dapat meneruskan tenaga putran mesin ke sistem penggerak roda belakang. Dalam hal ini motor mulai berjalan.

3.   Putaran Mesin Menengah

Sesudah motor mulai berjalan, putaran mesin semakin naik hingga kecepatan menengah. Gaya centrifugal yang diterima roller pemberat puli primer menjadi besar sehingga membuat roller menekan puli geser untuk bergerak menyempit dan mendorong v-belt ke bagian diameter puliprimer yang lebih besar.

V-belt yang berputar membuat diameter pada bagian puli sekunder mengecil yang menyebabkan rasio transmisi menjadi mengecil dan laju kecepatan motor menjadi meningkat.

4.  Putaran Mesin Kecepatan Tinggi

Saat melaju dengan kecepatan tinggi gaya centrifugal yang tadi membuat roller pada drive pulley menekan puli kearah menyempit. Dengan kondisi seperti ini akibat dari tarikan v-belt pada puli sekunder yang semakin besar membuat diameter puli sekunder semakin mengecil dan rasio trasnmisi juga semakin kecil. Hal ini sekaligus menyebabkan motor melaju dengan kecepatan tinggi.

5.   Saat Motor menanjak atau Membawa Beban Berat

Pada kondisi motor berjalan menanjak atau sedang membawa beban berat dibutuhkan torsi yang besar agar motor bisa tetap melaju. Keadaan seperti ini membuat motor melaju pada kecepatan rendah, namun membutuhkan torsi yang besar. Biasanya torsi yang dibutuhkan besar dengan memaksa rasio transmisi menjadi besar dan memperoleh perbandingan putaran mesin yang ringan.

Cara merawat CVT motor matic

1.    Memeriksa V-belt

V-belt adalah komponen yang terbuat dari bahan karet dan selalu terkena panas. Kondisi ­v-belt yang mulai rusak harus segera diperiksa bila perlu diganti. V-belt  merupakan komponen penting dalam CVT, karena fungsinya sebagai penghubung puli primer dengan puli sekunder.

Cek juga kondisi lebar v-belt, jika kurang dari 18-19 mm sebaiknya diganti. Dengan memperhatikan v-belt­ keamanan saat berkendara bisa terjaga, karena v-belt  yang tidak terawat bahkan bisa rusak atau putus bisa menyebabkan masalah dan bahaya saat motor sedang melaju di jalan.

2.  Memeriksa Roller

Komponen CVT yang harus diperhatikan atau dirawat adalah roller. Kondisi roller yang rusak atau hancur harus segera diganti dengan yang baru. Rusaknya roller bisa disebabkan kerja roller mengalami keausan.

Kerusakan satu roller harus diganti dengan satu set roller. Gejala yang bisa terjadi jika roller rusak adalah terdengar bunyi atau suara yang berisik di dalam bagian CVT bagian depan.

3.   Rutin Mengganti Oli Transmisi

Usia komponen CVT dipengaruhi juga oleh kondisi pelumas transmisinya. Selalu periksa dang anti secara rutin oli trasnmisi motor matic anda agar kinerja komponen CVT di dalamnya selalu optimal dan selalu dalam keadaan dingin.

4.  Membersihkan motor dari Kotoran

Motor yang sering digunakan di kondisi jalan yang berdebu apalgi jika musim penghujan akan menjadi kotor dan meninggalkan sisa kotoran di berbagai komponen motor.

Membersihkan motor adalah kegiatan yang wajib dilakukan untuk menjaga agar komponen motor tidak mudah berkarat dan agar kotoran tidak masuk ke dalam mesin sepeda motor, terutama di bagian CVT. Maka dari itu, rajinlah membersihkan motor anda dengan mencuci secara rutin seminggu sekali untuk menjaga penampilan dan performa motor matic anda.

Komentar